JellyPages.com

Selamat Datang di Blog Eka

silahkan melihat-lihat Blog saya......
jangan bosan yaa ^_^
jangan lupa Like jika anda suka,,,
trima kasih..........

Selasa, 20 November 2012

Indahnya Kebersamaan

            Minggu itu aku bersama Saudara dan Teman-teman dekat ku berlibur ke Pantai Lagoi, Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam-an. Sungguh membuat aku merasa bosan, karena hanya duduk didalam mobil. Ya walaupun sambil bercanda-canda, dengerin musik dan menghabiskan cemilan-cemilan namun semua itu tetap saja masih membuat aku merasakan bosan.
Setelah sampai di Pantai Lagoi itu, aku langsung terdiam. Melihat keindahan yang dimiliki pantai itu. Sungguh beda dengan Pantai yang lainnya yang ada di Tanjungpinang ini. Pantai Lagoi yang bersih dengan keindahan alam yang dimilikinya serta dikelilingi oleh turis-turis mancanegara.
Tak berfikir panjang  akhirnya aku langsung berlari ke arah pantai dan duduk di pepasiran pantai itu. “Benar-benar indah”, batin ku dalam hati. Hilang sudah rasa bosan ku dalam perjalanan tadi. Tak lama kemudian teman-temn ku langsung menyusul ku dan mereka menarikku dalam posisi dudukku. Ternyata aku langsung diceburin ke pantai itu. Sebenarnya pengen marah karena air laut itu masuk ketelingaku tapi kebersamaan bersama meraka bisa mengalahkan marah ku.
Kira-kira setengah jam bermain pasir dan berendam di dinginnya air dan di bawah mentari siang itu, akupun naik  dari laut itu menuju tikar yang sebelumnya sudah ibu ku gelar. Terasa sangat lapar sekali setelah berlari-lari, bermain pasir dan berendam. Langsunglah aku dan teman-teman ku menyantap bekal yang kami bawa dari rumah.
Sambil menyantap makanan, akupun melihat ada seorang turis yang sedang duduk dikursi pantai sambil memandang arah laut pantai itu. Sewaktu ia berpaling dari laut itu ia melihat kearah kami dan dengan refleks akupun menawarkan turis itu makan, dan turis itupun langsung datang ketempat kami. Langsunglah aku mengambilkannya nasi dan lauk-lauk seperti tahu dan tempe juga daun ubi. Sambil makan kamipun berbicara-bicara dengan turis itu “good”katanya. Lucunya lagi tak ada satu orangpun diantara kami yang lancar berbahasa inggris.


Hari itu benar-benar penuh tawa, lalu turis itu pun memperkenalkan namanya dan Jepang lah tempat asalnya. Akira Nagasawa ya itulah nama yang masih aku ingat sampai saat ini. Tak lupa akupun berfoto-foto dengannya ya sekedar kenang-kenangan hari itu, sungguh sangat menyenangkan bisa berkomunikasi dengan turis walaupun hanya kata-perkata yang aku mengerti. Ia pun meminta alamat Facebook ku , “akan ku add kamu setelah aku sampai kejapan nanti”, ya mungkin itulah arti dari ucapannya sewaktu akira meminta alamat facebook ku. Dengan ramah ia menyodorkan buku dan pulpen agar aku menulisnya dibukunya itu, dengan baik aku pun menulis facebook ku dibukunya itu.
Pertemuan kami hanya sebentar karena sejam lagi ia harus meninggalkan lagoi dan menuju ke Singapore, dan dari singapore ia langsung ke japan. Perpisahan yang memisahkan aku dan turis jepang itu. sangat disesali sekali aku tidak bisa berbicara banyak dengannya karena aku tidak bisa berbicara bahasa inggris. Rasanya baru kali ini aku menyesal karena tidak bisa berbicara bahasa inggris, terlalu meremehkan pelajaran bahasa inggris saat di sekolah dulu.Tidak lama kemudian aku bersama rombongan ku pun pulang meninggalkan pantai lagoi yang indah itu.
                                                    


Senin, 15 Oktober 2012

Sapi-sapi di Pinggir Jalan



Tanjungpinang(Gaul Pos)- Memasuki bulan Dzulhijah ini, tak heran para pengusaha Sapi memajangkan ternaknya di pinggir jalan guna mempermudah pembeli memilih sapi-sapi tersebut untuk diqurbankan. 
Begitu juga dengan bapak Gunardi, menyiapkan ternak sapinya. untuk dijual 1 bulan sebelum memasuki hari Raya Qurban tiba di Pinggir Jalan Pantai Impian.
Setelah di temui di kediamannya Jalan Pantai Indah, bapak dari 7 anak itu pun menjelaskan soal harga sapi-sapi balinya itu. “ ya, dari saya tergantung besar badannya sapi itu. Kalau harga dari 12,5 juta sampai 20 juta ada,” ucap bapak dari 7 anak tersebut.
            Selain menjual sapi tersebut pastinya sapi-sapi itupun diberi makan. “biasanya kalau memberi makan sapi, ya saya dibantu dengan anak-anak saya, begitu juga dengan minumnya”.ungkap pemilik dari usaha sapi tersebut.
            Namun, penjualan hewan Qurban di Tanjungpinang ini juga sangat banyak. Akan tetapi pak gunardi tidak merasa terkalahkan oleh penjual hewan Qurban yang lainnya, sebab untuk saat ini 40 hewan Qur’ban yang dimilikinya tinggal 11 hewan yang belum terjual.
“Buat saya, kalau hewan ini tidak habis terjual ya tidak apa-apa. Tapi, kalau tahun-tahun sebelumnya ya habis. Bahkan sampai saya membeli sapi-sapi lagi ke Lampung, karena masih banyak yang memesan,”.ucapnya.
Untuk pembeli hanya memesan dan menunggu kedatangan sapinya saja, karena sapi yang dipesan akan diantar langsung oleh bapak Gunardi dengan menggunakan pickup. Serta transaksi dilakukan saat sapi sampai di tempat pembeli.
Untuk tahun sebelumnya Pak Gunardi ini juga menjual Kambing. Namun, tahun ini pak Gunardi hanya menjual Sapi saja.

Selasa, 09 Oktober 2012

Andai Aku Bisa Memilih




“Tuhan...Andai aku bisa memilih, aku hanya ingin selalu bersamanya. Akan ku katakan padanya kalau aku juga mencintainya,” pintaku dalam do’a.
***
Siang itu, Raka mengirim SMS pada ku, meminta ku untuk menemuinya. Tanpa pikir panjang akupun datang ke fakultasnya. Kami satu kampus, tapi beda fakultas. Aku fakultas teknik dan Raka fakultas Ekonomi.

“Iiaann”....Terdengar sapaan raka, yang sedang ku cari dimana orangnya. Nah, ternyata dia sedang duduk di bawah pohon rindang didekat fakultasnya. Andrean nama ku, namun Raka memangilku dengan panggilan “Ian”  beda dengan teman-temanku yang lain.
 
“Kenapa ka, tumben sms  minta aku datang ke sini?” tanya ku pada raka
“Kamu masih ada jam ngampus gak?” tanya raka balik.
“Udah ga ada ka, aku baru keluar 15 menit yang laaa.....”. Belum selesai aku menjawab pertanyaannya tiba-tiba Raka pinsan di samping ku. Panik, Aku bener-bener panik . tidak seperti biasanya Raka seperti ini. akhirnya aku meminta tolong pada orang-orang yang didekat ku untuk menggendongnya ke mobilku. Aku ingin membawanya kerumah sakit terdekat. Namun setelah setengah perjalanan tiba-tiba raka terbangun dan kaget.
“ loh,,,ian aku dimana?” tanyanya dalam kebingungan sambil memegangi kepalanya.
“haaa...kamu dah sadar ka?, syukurlah...”
“emangnya apa yang terjadi dengan aku ian?” raka benar-benar tak mengetahui apa yang sudah terjadi padanya. Aku menceritakan kejadian yang sudah terjadi tadi padanya. Tiba-tiba raka memotong pembicaraan ku “ian, bisa kamu menemaniku sebentar saja ke Pantai ?”pintanya penuh harap.

Tumben dalam hatiku ia mau kepantai, tak biasanya raka mau kepantai apalagi siang bolong gini. Ya mau gak mau aku menemaninya juga. Sesampainya di pantai kami pun turun dari mobil, dan raka langsung menarik tangan ku.
”ayo cepat  ikut aku ian”..paksanya. Dan tanpa pikir panjang akupun mengikutinya.
“Mau kemana ka???” tanya ku bingung.
“Udah diam aja nanti juga tahu kok”.

Tak lama perjalanan kami, akhirnya sampailah aku dan raka di tempat yang indah. Padahal pantai ini sangat sering aku datangi, tapi kenapa aku tak pernah datang ke tempat yang aku injak saat ini. Sungguh sangat indah. Tampak jelas gelombang bergulung-gulung kearah tepi pantai. Apalagi dihiasi indahnya awan biru.


“Kamu gak pernah tahu kan ian kenapa aku jarang mau ikut kamu kepantai ini,  apa kamu mau tahu alasannya ?”. tiba-tiba raka memecah kekaguman ku pada tempat ini.
“Hah, emangnya kenapa ka?” tanya ku bingung.
“Karena aku bosan .... hampir setiap hari aku kesini ian”
Aku semakin bingung apa yang raka ucapkan padaku. Apa yang ia lakukan disini sampai-sampai hampir tiap hari ia kesini. Tiba-tiba raka melanjutkan kata-katanya “hanya disini aku bisa teriak sepuasnya ian, tanpa ada seorangpun yang mendengarku, dan hanya disini aku bisa menerima penyakit yang sedang aku alami saat ini”...
Lalu aku memotong pembicaraannya “maksud mu penyakit, penyakit apa ka?”
“Sulit buat aku memberitahukan penyakitku ini ke siapapun ian,ke kamu maupun ke orangtua ku. Tapi karena aku sudah mengajak mu ketempat ini, aku akan memberitahukan mu..”ucapnya dengan nada sedih.

Aku masih terdiam memikirkan, sebenarnya apa yang dideritanya. Sampai-sampai aku tak mengetahuinya sama sekali, begitu pandai ia menyimpan penyakit yang dideritanya selama ini.
“Ian, maukah kau berjanji pada ku sebelum aku memberitahukan mu tentang penyakitku ini?..pintanya
Tanpa berpikir panjang aku pun menjawab ” Iya aku janji ka”.
Raka pun melanjutkan kata-katnya lagi... “ian, aku mohon sama kamu  jangan ada yang tahu tentang penyakitku ini, sampai aku tak didunia ini lagi”.
Selesai mendengar ucapannya aku tersentak kaget...“ maksud mu apa tak didunia ini lagi?”,,,
“Ia ian, aku divonis menderita Kanker Otak Stadium Akhir, dan kata Dokter kecil harapan ku untuk bisa disembuhkan ian,” katanya dengan nada datar sambil mengusap air mata dipipinya.

Aku, aku sama sekali tak bisa berkomentar apa-apa lagi. Yang aku rasa saat ini seakan-akan air laut menjadi keruh dan langitpun  menjadi mendung, dimana keindahan yang tadi aku lihat?. Hilang tiba-tiba. Pantas saja tadi dia memegangi kepalanya ketika bangun dari pinsan. Barangkali ia merasakan sangat sakit pada kepalanya.
“ian,,”panggilnya kepada ku
“ia ka” jawabku dengan masih tak percaya dengan apa yang ia katakan tadi.
“aku cuma mau berterima kasih atas apa yang sudah kamu berikan selama ini pada ku, aku merasa nyaman punya teman seperti kamu, dan aku harap kamu gak pernah lupain kenangan kita selama kita berteman.”. Keadaanpun menjadi hening, aku diam dan raka pun diam.
“aku cinta kamu ian,” ucapnya dengan nada gemetar.
“apa?,” tanya ku, seakan-akan aku tak mendengar apa yang raka katakan itu pada ku.
“ya...aku cinta sama kamu ian, dari kecil kita berteman dari situlah aku menanam cinta ini, aku gak berani ungkapkan ini pada mu, karena aku yakin pasti kamu gak mempunyai rasa yang sama seperti apa yang aku rasakan,”
Lagi-lagi aku hanya terdiam mendengarkan ucapannya. Sulit bagi ku untuk mengeluarkan satu katapun. Lalu raka berjalan kearah pantai mengambil segenggam pasir dan melemparkannyaa kelaut. Tiba-tiba  tubuhnya terjatuh dipepasiran, sontak aku langsung berteriak
“raakaaa.....”

Langsung ku gendong tubuh basah itu ke mobilku, dan langsung  aku membawanya kerumah sakit.
Satu jam berlalu, Tante Cindy ibunya rakapun datang ke rumahsakit.
“Andre, kenapa dengan raka?, sampai ia harus masuk UGD nak, padahal tadi pagi ia masih sarapan seperti biasanya” tanya tante Cindy sambil menangis.
“Raka tadi pinsan tiba-tiba tante waktu dikampus,”kataku dengan tenang.
Ingin sekali aku cerita pada tante Cindy tentang penyakit Raka, tapi aku sudah berjanji pada raka untuk tidak memberitahukan penyakitnya kepada siapapun, walaupun pada ibunya.

Akhirna pintu UGD pun terbuka, Dokter keluar ruangan dan tante Cindypun langsung bertanya bagaimana keadaan anaknya pada dokter, dan ternyata Dokter  Fauzi inilah yang menangani Raka selama ini.
“Maaf  bu, ikhlaskanlah anak ibu untuk kembali ke Sisi Nya,”jawab Dokter yang menangani Raka itu.
“Ma..maksud dokter anak saya tidak dapat ditolong lagi?,” tanya ibu raka dengan jelas.
“Iya bu, Anak ibu terserang Kanker Otak Stadium Akhir. Maaf  bu saya harus pergi karena saya masih ada pasien yang lain,Permisi,”pinta Dokter Fauzi.

Hati ku terasa dicabik-cabik oleh pisau tumpul, sakit dan sangat sakit. Hal yang tidak pernah aku bayangkan ternyata terjadi didepan mata ku, kini aku melihat tubuh raka terbaring kaku tak berdaya tanpa memperdulikan tangisan ibunya lagi . dan satu hal yang belum diketahuinya bahwa aku sebenarnya menyimpan rasa yang sama padanya. Raka aku mencintaimmu, dalam bisik ku pada jenazah Raka.




Jumat, 07 September 2012

HOLIDAY


















Terima Kasih

Terima kasih kau goreskan luka
luka yang mendalam
samapi aku tak mampu mengobatinya

Ku lukis nama mu dengan darah goresan luka ku
dikertas putih indah
lalu kutempelkan lukisan itu
di sepanjang tiang-tiang jalan

Agar semua orang tahu
bahwa kau telah menggoreskan luka pada ku

Tak Mampu

Mata terpejam namun hati menangis
ingin rasa aku berlari secepatnya
ingin rasa aku teriak sekencangnya
namun apalah daya

Raga tak mampu
tak mampu menepis rasa
rasa yang lam ku tanam
dari pucuk menjadi bunga
mekar merona indah

Namun angin kencang 
telah merusak semua bunga indahku
marah 
geram 
kecewa
lagi-lagi aku tak mampu bertahan
sungguh ku mampu

Hanya Tinggal Kenangan

Tuhan....
Begitu indah cinta yang telah ku susun rapi
Begitu banyak harapan-harapan tentang dirinya
Begitu banyak cerita-cerita yang ku tulis di diary ku
Namun kini harus ku tanam
Ditanah kosong yang dalam
Sesak tak menentu
Memenuhi ruang hati ku
Seiring waktu dia akan pupus
Dimakan rayap dan cacing-cacing
Habis....
Tak ada lagi cinta
Tak ada lagi harapan
Tak ada cerita
yang ada hanya tinggal kenangan
antara aku dengannya